Kamis, 27 Agustus 2009

Pacaran = Makin Mengenal ?¿ Hah ! Iya tah ?¿

Mengenal itu proses yang alami banget. Dia gag bisa dipaksain, juga gag bisa direkayasa. Ketika seseorang nyoba mengenal seseorang, bukannya akan lebih alami kalo mereka gag punya sebuah harapan yang muluk terhadap orang yang pengen dikenalnya?

Gimana mungkin ya, seseorang itu bisa mengenal orang lain, padahal sebenarnya dia gag siap buat ngebuka dirinya dalam arti sejujur-jujurnya? Contohnya, pasangan yang lagi pacaran, benernya mereka lebih banyak menipu pasangannya. Hho . Kejam ya ~

Benernya dalam pacaran itu ada kebohongan paling "jujur" dan kejujuran yang paling "bohong". Maksudnya gini, seseorang yang bicara jujur tentang dirinya ke pacarnya, benernya dia lagi nutupin sebagian sisi dirinya. Padahal, yang dia tutupi itu benernya juga dilakuin ma si pacar. Makanya, si pacar "bisa menerima" soalnya boleh jadi dia juga nutupin kelemahan yang sama.

Sejujur-jujurnya orang yang pacaran, tetep aja mereka berusaha menutupi kelemahan dirinya sendiri. Jadinya gitu karena dia sedang ingin menarik simpati. Kelemahan-kelemahan yang dia paparin ke pacarnya juga kelemahan-kelemahan yang masih dalam kadar "dimaklumi" sama si pacar soalnya hal itu "wajar" dilakukan pada saat pacaran.

Yang lebih menggelikan, kebohongan-kebohongan dalam proses mengenal itu yang bikin lama proses pacaran. Standar mengenal juga gag bisa dipastiin. Logisnya, kalau pacaran itu sebagai tahap awal untuk menikah, semestinya seseorang gag bakal ragu buat segera meresmikan sebuah hubungan. Ya gag? Tapi, ternyata banyak di antara orang yang pacarannya uda luaamaaaa banget, toh mereka juga gag nikah-nikah! cap jay deyh. @@. Apa masa "mengenal"-nya kurang? Hmmm, I don't think so deh.

Yang pasti sih, hal itu terjadi karena ada kekhawatiran akan sebuah tanggung jawab yang lebih besar, ketakutan jikalau mereka akan menemukan kelemahan-kelemahan pasangannya, apalagi kalau indikasi kelemahan dan ketidakcocokan itu tercium saat pacaran, atau alasan klise yang disodorkan orang tua, masalah usia, belum kerja, dan lain-lain. Maka pada akhirnya, berbagai alasan dilancarkan buat menunda pernikahan. Padahal setelah menikah akan ada banyak hal yang bisa jadi membuat seseorang lebih kecewa.

Huffh ~ dipikir-pikir, boong banget kalo ada yang mo ngejadiin pacaran buat proses mengenal, karena yang jadi masalah benernya bukan seberapa lama mereka "mencoba mengenal", tapi seberapa siap seorang laki-laki dan perempuan untuk memahami dan bertanggung jawab dalam bingkai sebuah hubungan yang dihalalkan. Dialah pernikahan, yang memberikan separuh agama bagi yang mengamalkan.

و الله اعلم بالصّواب

Tidak ada komentar: