Kita semua manusia tersusun atas 3 (tiga) bagian , yaitu: badan , ruh , dan amal .
- Badan akan kembali ke tanah karena memang dari itu dia berasal .
- Ruh akan kembali kepada pemilikNYA , yaitu الله .
- AMAL inilah yang akan menemani kita di alam kubur , karena hanya inilah satu-satunya yang menjadi hal milik mutlak kita .”
الله berfirman :
"Kepunyaan الله-lah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi . Dan sesungguhnya الله benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji .” (QS. al-Hajj (22) : 64) ,
Tersusunnya diri kita atas tiga bagian ini , seharusnya menyadarkan kita bahwa hakikatnya harta , jabatan , anak , istri/suami dan apa pun yang kita punya adalah milikNYA . Kapan pun Dia mau ambil , rela atau tidak , kita harus menerimanya . Memang benar bahwa HARTA dan JABATAN harus kita cari sebagai media kita BERIBADAH kepadaNYA . Dengan harta , kita bisa naik haji , membayar zakat , menyantuni anak yatim , dan lain sebagainya . Bahkan Nabi pernah bersabda bahwa kefakiran itu dekat dengan kekafiran , maka dengan itu adalah suatu kebaikan jika kita memiliki harta dan mampu membelanjakannya di jalan الله .
Hal yang serupa juga berlaku dengan jabatan yang dimiliki . Seharusnya jabatan mampu menjadikan kita semakin DEKAT dengan Dia . Tentunya , mencarinya pun harus dengan cara yang BAIK dan HALAL . Penting bagi kita untuk menyadari bahwa semua itu akan kembali kepadaNYA sebagai Pemilik yang mutlak . Buat apa kita susah payah mencari dengan jalan yang tidak benar , tapi pada akhirnya akan diambil kembali olehNYA . Jadi , yang terpenting , jadikan semua yang kita miliki menjadi media IBADAH kepadaNYA , sehingga menjadi AMAL yang akan menemani kita kelak . =)
Lalu mengapa الله menitipkan kepada kita ? Karena الله telah mempercayakannya kepada kita untuk dititipi dan mengharapkan agar kita menggunakannya di jalanNYA sebagai khalifah di muka bumi . Seharusnya kita sebagai yang dititipi mampu menjaga kepercayaanNYA dan menggunakannya di jalan yang BENAR .
الله telah memberikan tangan , seharusnya digunakan untuk menolong orang lain , bekerja dan di jalan yang diridhoiNYA . الله telah memberi kita kaki , mari kita gunakan kaki itu untuk pergi menuntut ilmu , bersilaturrahmi , dan hal-hal yang berguna . Begitu juga dengan anggota badan yang lain atau segala apa yang kita miliki: ilmu , harta , jabatan , kekuasaan . Marilah kita gunakan untuk kebaikan agar bisa menjadi AMAL buat kita .
الله berfirman :
"Wahai orang-orang yang beriman , NAFKAHKANLAH (di jalan الله) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu . Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya , padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya . Dan ketahuilah , bahwa الله Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS. al-Baqarah (2) : 267) ,
الله berfirman :
“Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu , dengan sedikit ketakutan , kelaparan , kekurangan harta , jiwa , dan buah-buahan . Dan berikanlah berita gembira kepada mereka yang SABAR , ( yaitu) mereka yang apabila ditimpa musibah , mereka mengucapkan , Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun . '' (QS Albaqarah, ayat 155-156).
sering kali aku berkata , ketika orang memuji milikku ,
. . . bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan ,
. . . bahwa mobilku hanya titipan Allah ,
. . . bahwa rumahku hanya titipanNYA ,
. . . bahwa hartaku hanya titipanNYA ,
. . . bahwa putraku hanya titipanNYA ,
tetapi , mengapa aku tak pernah bertanya ,
. . . mengapa Dia menitipkan padaku ?
. . . untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?
dan kalau bukan milikku ,
. . . apa yang harus kulakukan untuk milikNYA ini ?
adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
. . . mengapa hatiku justru terasa berat ,
. . . ketika titipan itu diminta kembali olehNYA ?
ketika diminta kembali ,
. . . kusebut itu sebagai musibah ,
. . . kusebut itu sebagai ujian ,
kusebut itu sebagai petaka ,
. . . kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita .
ketika aku berdoa ,
. . . kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku ,
aku ingin lebih banyak harta ,
. . . ingin lebih banyak mobil ,
lebih banyak popularitas ,
. . . dan kutolak sakit ,
kutolak kemiskinan ,
. . . seolah semua "derita” adalah hukuman bagiku .
seolah keadilan dan kasihNYA harus berjalan seperti matematika :
. . . aku rajin beribadah ,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku ,
. . . dan nikmat dunia kerap menghampiriku .
kuperlakukan Dia seolah mitra dagang ,
. . . dan bukan kekasih .
kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
. . . dan menolak keputusanNYA yang tak sesuai keinginanku ,
. . . Gusti, padahal tiap hari kuucapkan ,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"
MAKNA SEBUAH TITIPAN [ by : WS Rendra ]
Referensi:
Notes milik Makmur Suprojo yang berjudul Puisi = ^^ MAKNA SEBUAH TITIPAN ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar